Senin, 21 Juli 2014

Perfect Anger

Gundah itu datang tiba - tiba menyesaki dadaku, menebar hawa dingin, menghembus berat nafas - nafas amarah. Berkali - kali hati mencoba melapangkan sejumlah tempat untuk ikhas, namun setiap kali itu pula penyesalan membuncah. Berandai - andai, akan lebih baik jika tak pernah ada hal yang menghubungkan kehidupanku dengan dirimu, sebab dirimu tak ubahnya petaka bertopeng sahaja bagi diriku, nasibku, takdirku, hidupku.

Kesadaranku memahami betapa emosi telah merajai hati dan telah bersikap tidak adil padamu, namun lakumu telah mencoreng putih jalanmu di mataku, apapun itu. Kebencian ini mungkin salah, bagian dari nuraniku mengakui itu, tapi kesalahanmu jugalah yang menyulutnya.

Belum bisa kurubah kerut kening ini dengan senyum seperti yang pernah kau lihat disepanjang kenanganmu yang menghadirkanku, saat kini kita bersua kembali.


Sabtu, 03 Mei 2014

What tears can't say....


Matamu masih menyisakan sembab bekas tangis semalam. Dia bilang kamu mengkhianatinya. Tapi kamu diam, antara membenarkan dan menyangkal. Dia bilang kamu menyakitinya, kamu masih diam. Dia tidak berhenti dan terus mencecarmu penuh amarah dan kecewa. Lalu diakhir dia melemah sedikit memelas, menyentuh jemari dinginmu, mencoba menuntun logikamu untuk memilih hidup yang seharusnya dan yang sebenarnya ingin kamu jalani.

Kamu menatap lurus kedalam bola matanya, berbicara gamblang lewat sendu senyap pandanganmu. Dia menghela nafas, berat. Genggamannya meregang dan lepas. Seketika hatimu menciut berselubung dingin tanpa kehangatan seperti ratusan malam sebelumnya.

Rasa terima kasih, permohonan maaf, perasaan bersalah, pengorbanan, pasrah serta kutukan tumpah bersama tiap bulir bening yang menggambar lajur - lajur sedih diwajahmu.

Dia bergumam, lupakan.
Kamu menjawab, bagaimana mungkin.
Dia membalas, semua mungkin buat kamu.
Kamu berkelit, bukan itu mauku.
Dia bertahan, aku sakit.
Kamu membela diri, aku lebih sakit.
Tapi kamu tetap memilih itu, Dia menyerah. Kamu terisak, bersalah. Maafkan aku, bisikmu lirih.

Matamu masih sembab oleh sisa tangis semalam. langkahmu gontai, memohon restu dalam ketidakinginanmu pada sosok wanita tua yang begitu sumbringah didepanmu. Dia membelaimu lembut dan berdoa: hiduplah bahagia selamanya.

Kamu kembali bercerita lewat derai - derai luka yang terkuak dari balik kelopak matamu. Cerita yang sesungguhnya dimengerti olehnya, namun harus diabaikannya demi janji masa remajanya bersama sanak saudaranya. Janji yang menjadi bagian dari adat yang tidak bisa kamu hindari lalu serta merta merenggut sebagian kebahagiaan hidupmu.

Kamu begitu enggan, namun langkahmu tiba tepat didepan altar. Pasrah dan menyerahkan ratusan hari indahmu, bersamanya, untuk diakhiri.

Senin, 14 April 2014

YOU


Sejak kapan kamu disitu?
Berputar putar dalam hati, mengaduk dan mencampur aduk segala rasa. Rasa yang terkadang bisa kumengerti, tapi pada lain waktu rasa itu sama sekali tidak tertebak, ada apa, mau apa atau harus bagaimana.

Keberadaanmu membawa warna dan suasana yang berbeda pada tiap kesempatan. Sekali waktu kamu seperti udara sejuk, menebar keseimbangan antara panas dan dingin sekaligus. Di lain hari, kamu serupa sorot matahari siang, terlalu menyilaukan. Menantang sinarmu dengan mata telanjang sama saja menyerahkan mata untuk dirusak, mungkin dengan kerusakan yang permanen mungkin pula tidak. Kali lain, kamu seolah hujan berderai derai dari langit tinggi, menyelubungi dengan dingin yang teramat sangat. Baris acak rinai yang tersisa dijendela nampak merupa butiran indah, sentimentil. Tapi, derai - derainya yang tak kunjung henti pun dapat menghayutkan semua yang tidak bisa bertahan karenanya, lalu tersangkut dan tertinggal disudut entah, atau hilang tanpa jejak.

Sejak kapan kamu bertahan disitu?
Berdiam dalam hati, seolah itu adalah rumah tempat kau pulang. Sering kali perselisihan menyakiti, kemungkinan kamu untuk pergi selalu ada. Kemungkinan hati tak meluangkan ruang untukmu selalu ada. Tapi selalu ada satu waktu, saat aku berpaling dan melihat kedalam hati, kamu ada disana, tetap disana.

Sejak kapan aku memperbolehkanmu disitu?
Menjaga hati meski kutahu kamu tak akan pernah bisa menjadi guardian yang sempurna.
Iya... tidak sempurna, tapi entah bagaimana itu bisa kuterima.
Bila mencari yang sempurna, pencarian tak akan pernah berhenti. Dan waktu terbuang begitu saja untuk sebuah kesempurnaan yang sesungguhnya tidak pernah ada.

Saat keindahan tak hanya nampak dalam gemerlap, kesempurnaan yang terasa nyata meski dalam kesederhanaan, kesedihan yang lumat dalam senyum tulus, kebersamaan terasa intim meski terpisah oleh ribuan kilo jarak. Mungkinkah itu saat - saat dimana kamu terlihat begitu indah, lalu menjadikannya sebagai alasan yang tepat untukmu tetap tinggal disana, dihatiku?

Bingung,,,
Hanya menatap layar 14", sesekali menekan - nekan huruf demi huruf yang berbaris acak di keyboard, lalu menghapusnya lagi.

Hilang,,,
Tak ada sekelebat ide atau sesuatu yang indah untuk ditulis. Hilang begitu saja, enggan datang dan menghampiri untuk kutuang dalam barisan kata dan kalimat.

Kisah, pengalaman, informasi datang dalam bentuk penggalan, tak pernah utuh, dan tak bisa terekspresikan apik dalam prosa singkat atau apapun namanya.

I need a rest or refresh my head and life back....

Yah... aku rasa butuh itu. Bukan demi tulisan yang ingin kutulis dan kubaca sendiri atau tulisan yang sempat terbaca olehmu. Tapi, untukku... demi ketenganan dan kenyamananku.

Minggu, 30 Maret 2014

Let it go

Pengakuanmu akan rasa rindu itu seharusnya menjadi degup indah yang menghadirkan debar - debar bahagia, tapi tidak untuk kali ini. Sebab kehadiranmu bukan surprise yang bisa membuatku terpana beberapa saat. Kamu, bukan lagi sosok yang kutunggu diam - diam di teras rumahku saat malam menggelapkan sekitar.

Andai saja saat ini adalah saat dimana aku dan kamu beberapa waktu silam. Ketika seluruh rasa adalah tentang kita saja. Aku mungkin tak ragu melayangkan senyum manja saat raga dan inderamu mengisyaratkan rindu.

Kita... bukan lagi sebuah desiran halus dalam dada sejak kamu memilih jalan yang berbeda. Jejak - jejak itu telah tertinggal jauh dibelakang. Bukan karena aku tak peduli, tapi kamulah, dengan segenap kesadaranmu melangkah menjauh. Airmata hanya menggulirkan butiran-butiran basahnya tanpa banyak bertanya - mengapa kamu pergi? Apa yang salah? Yah... tetesan perih itu tumpah begitu saja dalam kamar duka yang kamu buat untukku, diam - diam, seperti saat aku diam - diam menenangkan hati yang merindumu di malam - malam sepiku, di teras rumah, menunggumu. 

Kepergianmu kala itu, cukup menegaskan bahwa kita bukanlah takdir yang harus kita tunggu lagi, sebaliknya, itu adalah jawaban atas takdir yang mungkin tanpa sadar telah kita tunggu.

Lalu sekarang....
Bertahun - tahun setelah itu, setelah sekian lama kita membangun hidup dari puing - puing mimpi dan harapan - harapan baru, kamu datang dengan rindumu yang dulu pernah kuinginkan. 

Ini seperti traktiran makan siang favoritku tapi aku harus menolak karena perutku terlanjur kenyang. Rasa dan aromanya memang sangat menggugah selera tapi itu tak cukup membuatku lapar kembali.

Kenangan yang coba kamu bangkitkan sesungguhnya belum terkubur terlalu dalam oleh tumpukan luka, tapi hasrat untuk merogoh dan menemukannya kembali tak lagi ada. Biarlah... sudah kurelakan dia disana, dibawah rongsokan hati yang pernah berdarah - darah. 

Lepaskan saja, biarlah dia terbang, melambung tinggi keatas, kemana pun jatuhnya nanti tak akan kucari lagi. Takdir kita mungkin cukuplah sebatas duduk bersisian, saling memandang, tersenyum, tertawa dalam keberasamaan yang biasa. Karena kita bukanlah paduan nada dan lirik dalam lantunan nyayian cinta.

Jumat, 28 Maret 2014

Kidung Senja


Langit sore ini
Melahap panas siang tadi
Hingga tersisa redup terang mentari diambang gelap

Sepoi angin menghembus pelan
Membawa hawa basah gerimis yang membias

Dibawah langitmu
Kumenata satu demi satu harap yang berserak
Mengepal tekad
Esok, hari akan lebih indah

Senin, 24 Maret 2014

Something Left Behind

Hampir tak bisa kuingat lagi kapan terakhir kali kita berbincang hangat tentang apa saja yang terlintas dalam benak. atau, jangan - jangan kita memang tidak pernah melakukannya?

Tapi, ada hal yang selalu kuingat tentang kita....

:: KITA BERDUA SANGAT MIRIP DALAM BEBERAPA HAL
Mereka bilang wajahku sangat mirip denganmu. Sifat dan perilaku kita juga untuk beberapa hal bisa dikatakan sama. Kau tak banyak bicara, aku juga. Aku tak suka keramaian, kaupun demikian. Sendiri, kadang menjadi sebuah kebutuhan tersendiri, untuk kita.

:: TAK BANYAK YANG KUTAHU DARIMU
Meski memiliki beberapa kesamaan, tak lantas membuatku mengerti dan memahami dirimu sepenuhnya. Sosokmu nyaris tertutup. Masalahmu pun hampir tak tertebak. Terkadang, tak ada bedanya saat kau tengah bahagia atau justru sedang dirundung masalah, sebab ekspresimu banyak bersembunyi dibalik bungkam.

:: KAU PENUH KEJUTAN
Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa peribadimu beku, karena sikapmu yang cenderung menyendiri. Tapi, sesungguhnya kau penuh kejutan. Kau kadang memberi hadiah - hadiah yang tak terduga, atau melakukan hal-hal yang menyentuh. mungkin, pemberianmu bukan sesuatu yan wah dan mewah, atau bahkan kau hanya melakukan hal - hal kecil, tapi itu semua sarat akan makna dan kesan yang dalam.

:: KAU SOSOK YANG SABAR DAN IKHLAS
Saat kesulitan bahkan ketidakadilan terjadi padamu, tak banyak kata yang terucap selain mengikhlaskan dan berbaik sangka pada Allah. Hampir tak pernah ku dengar kau menyesali semua yang terjadi padamu. Bila mungkin sempat kau berkeluh, kau melakukannya dalam tiap sujud malammu yang hampir selalu kau tunaikan.

:: KAU SANGAT MENYAYANGIKU
Tak semua inginku kau penuhi, memang. Tapi cintamu kurasakan memenuhi hatiku. Perhatian-perhatian kecil yang kerap kali kau berikan justru mencerminkan betapa besar kasih sayangmu yang sesungguhnya.

Kau mungkin taka akan pernah menjadi sosok yang sempurna, Tapi kau begitu bersahaja dalam kesederhanaan. Dan itu cukup.
Masih kuingat hari-hari dimana aku berbaring manja dipangkuanmu, saat kubergelayut dipundak dan memelukmu hangat, atau ketika aku mencium pipimu.
Kebersamaan yang terasa begitu akrab dan sayangnya tak bisa kita lewati setiap hari, bahkan saat kita bersama sekalipun, beberapa tahun terakhir ini.

Entah kapan terakhir kali kita berbincang hangat, bercanda bersama dan merasakan kebersamaan yang indah.

Aku ingin semua berulang dan tetap seperti itu, selamanya. Entah kapan dan mengapa jarak itu muncul begitu saja, meski aku sadar, dulupun kita tak pernah terlalu dekat. Dan bila boleh aku berkata jujur, aku merindukan semua hal yang terlewatkan  begitu saja, Ayah.

Senin, 17 Maret 2014

Wanita Seperti Sandal Jepit ???


 Seorang pemuda berkata :

"Wanita itu seperti sandal jepit, ia akan diganti dan dibuang saat ditemukan sandal lain yang lebih bagus dan pas."

Mendengar hal itu, kakek tua yang duduk di sebelahnya berkata,

"Benar, wanita itu memang seperti sandal jepit, itu karena engkau menganggap dirimu sebagai kaki, alias ceker!"

"Tapi bagiku, wanita itu seperti Mahkota, yang kuletakkan di atas kepala, kuhormati, kurawat dan kujaga sepenuh hati, takkan pernah kuganti."

"Itu karena aku menganggap diriku sebagai Raja."

Yap....betul, Sesungguhnya, saat seseorang memperlakukan orang lain dengan buruk, karena ia menganggap dirinya sendiri juga buruk.

Sesungguhnya, manusia tanpa kaki masih bisa hidup, tapi tanpa kepala ia takkan lagi bernyawa.

Untuk para wanita, jadikanlah dirimu seperti Mahkota dengan menjaga Kehormatan & Kesucianmu dari perbuatan nista.

Untuk para pria, hormatilah wanita sebagaimana kamu menghormati Ibumu.


Taken from Stawberry
---------------------------------------------------------------------
Cerita ini untukmu - yang menganggap wanita tak lebih dari sekedar "sandal" atau sesuatu yang bisa kalian ganti sesukanya. Karena, wanita sama sekali tidak seperti itu dan tidak ingin diperlakukan begitu. 

Kamu perlu tahu, bahwa....

WANITA ITU TIDAK MINTA BANYAK
Ia hanya ingin didengarkan.
Ia hanya ingin dihargai.
Ia hanya butuh ketulusan cinta dan kasih sayang.


WANITA ITU TANGGUH
Ia mampu tetap tersenyum ketika hatinya
bersedih.
Ia mampu tetap berharap walau kadang
dikecewakan.
Ia mampu tetap bertahan walu hatinya penuh
beban.

WANITA ITU MOTIVATOR
Ia dapat menjadi pendukung sejatimu seumur
hidup.
Ia mampu membuat semangatmu kembali
menyala ketika engkau mencoba menyerah.
Ia akan tetap mendukungmu untuk terus
berjuang dengan belaian kasih sayangnya.

WANITA ITU PEMAAF
Ia akan memaafkan ketika engkau mencoba
membohonginya.
Ia akan memaafkan ketika engkau mencoba
menduakan cintanya.
Ia akan memaafkan ketika engkau mencoba
memarahinya.
Ia akan memaafkan walau salahmu sudah
teramat besar kepadanya.
Bukan karena ia bodoh..
Melainkan karena besar harapannya agar engkau
kembali pada jalan yang benar.
Bukan karena ia lemah..
Melainkan karena kekuatan kasih sayang yang
ingin ia tunjukkan agar engkau tetap bahagia.

Taken from : http://unik.kompasiana.com/2013/07/11/wanita-punya-keistimewaan-575852.html

Popular Posts