Tidak ada persiapan khusus untuk kuliah perdana S2ku hari itu, seperti biasa, ke kampus ala mahasiswa lainnya ditemani tas Eiger hitam dipundak. English Phonology, well, that was the starting material of - two years courses forward.
Tak harus menunggu lama, dosen mata kuliah English Phonology "is here", amazing... penampilannya mengingatkanku pada dosen "Speaking"ku dulu saat masih jadi mahasiswa S1 di UNM, Mr. Sam (Mr. Samtidar) :).
Setelan kaos putih berkerah, blue jeans, kacamata ala geek, dan sepatu kulit coklat membalut penampilan seorang Prof. Dr. Hakim Yassi, Dipl. TESL, M.A pagi itu. Semua temanku mungkin agak asing dengan penampilan seperti itu, tapi aku tidak, Mr. Sam, salah satu dosenku dulu juga berpenampilan seperti itu, bahkan aku masih ingat saat beliau memberlakukan aturan Jeans Day pada mahasiswanya disatu hari mata kuliahnya. Memang sih rata-rata mahasiswa dikampusku suka pake Jeans, tapi Jeans Day saat kuliah, bikin aku dan teman-teman waktu itu bersorak tepuk tangan, teman yang jarang dan tidak pernah pakai Jeans ke kampus akhirnya harus memakainya saat masuk kelasnya Mr. Sam, jangan tanya bagaimana suasana kelasnya, it was absolutely enjoyable. Speaking class ala coboy, mampu menarik minat berbahasa inggris seketika :)
Profesor di depanku ini tidak jauh berbeda dengan sosok Mr. Sam yang ku kenal dulu, pembawaan yang santai tapi serius. Hampir separuh dari satu jam pertama kuliahnya diisi dengan wejangan dan motifasi untuk kami agar tidak hanya sekedar menjadi mahasiswa biasa, tapi harus bisa menjadi "the outstanding one". Cerita tentang pengalam hidupnya diluar negeri menyesaki satu-satu gendang telinga kami, mengetuk dan membangunkan hasrat kami yang berberselimut "pesimis" untuk segera sadar bahwa segala sesuatunya mungkin saja terjadi dengan usaha dan kerja keras. Don't be an ordinary but be the an outstanding one".
Untuk menjadi "Luar Biasa" memang tidak gratis, ada harga yang harus dibayar tapi pasti akan selalu ada bayaran untuk itu juga. Dan salah satu modal penting untuk menjadi apa yang kita mau adalah "saat melakukan sesuatu, lakukan dengan hati bukan dengan fisik", karena semua yang dilakukan dengan hati berangkat dari kesungguhan dan hanya yang bersunggguh-sungguhlah yang menjadi pemenang.
Beliau bertutur, begitu lulus SMA, tertipu oleh gemerlap kehidupan malam, asik sebagai anak band, tapi kemudian persaingan yang begitu berat memaksa untuk mengubah haluan. Sepuluh tahun kemudian baru terketuk hati untuk melanjutkankan kuliah, "Hakim, pernah tertidur selama sepuluh tahun tapi begitu terbangun tak pernah tidur lagi. Hakim saja yang pernah tertidur selama sepuluh tahun bisa seperti ini, apalagi kalian yang masih muda-muda begini, asal itu tadi, usaha dan doa, do it by your heart not by your physic" katanya memotifasi.
I believe that, orang di depanku ini tak pernah "tertidur pulas" hingga sukses seperti ini. Uban dirambutnya belum begitu banyak, tapi sosoknya telah lama menari-nari di puncak kemenangan.
"Saya sayangkan kalian berada disini, seharusnya kalian berada diluar negeri, belajar dengan beasiswa, ya ... karena kalian punya yang orang lain tak punya, kalian punya bahasa Inggris sebagai modal untuk melangkah kesana". Nasehatnya membakar semangatku. "Yup, someday I should be there, should be like him or even more.
Dua jam perkuliahan terasa sangat singkat, tidak peduli materi yang dibawakannya gampang atau susah, bagiku pertemuan hari ini dan kesan pertamaku tentang beliau "Amazing", tapi sayangnya, tiga hari lagi beliau akan berangkat ke Los Angels melakukan penelitian yang kesekian kalinya hingga hingga akhir Desember ini, penelitian dengan beasisawa (again), hufh... (apa penggantinya bisa se keren Prof. Hakim ya?). Semester ini tak bisa share lebih banyak :(, should be patient for the next semester. Overall... my friends and I were lucky could met him even just in a very short great course. Selamat jalan Prof, semoga penelitian kali ini berjalan dengan lancar.
Profesor dengan tatto dilengan kanan, Thank you so much, hope can see you soon :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar